👯 Aspek Aspek Yang Terdapat Dalam Latihan Olahraga Adalah
JenisUsaha Bumdes sesuai potensi Desa. 2. Aspek Keuangan. Hal-hal yang perlu digambarkan, yaitu: a. Besarnya investasi, berarti jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal investasi. b. Pembelian biaya operasional, biaya non operasional maupun belanja modal kerja. c. Pendapatan yang akan diterima selama menjalankan usaha.
Prestasiolahraga adalah sebuah kata yang sangat mudah diucapkan, namun cukup akan tetapi pola latihan plyometric adalah salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan dalam olahraga bolabasket. Tujuan dari latihan adalah untuk membantu seorang mungkin dengan mempertimbangkan berbagai aspek latihan yang harus diperhatikan, meliputi
Staminalebih tinggi derajatnya dengan daya tahan (endurance). Beberapa cara meningkatkan stamina atlet agar menjadi sumber energi adalah: 1. Membuat jadwal / pengaturan program khusus pada satu cabang latihan sesuai dengan cabang olahraga yang akan dipertandigkan, kemudian diberikan semacam tanda (centang) dari satu hari yang dilakukan dengan
Mencakupsifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh, tidak hanya pada ranah kerohanian pada aspke afektif pendidikan olahraga yang terdapat di mata pelajaran sangat dibtuhkan karena untuk menyeimbangkan pada diri seseorang. Aspek psikomotorik
Secaraumum dapat dinyatakan tujuan belajar atau latihan adalah untuk memperkuat atau memantapkan sejumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini biasa disebut dengan istilah kebiasaan. Istilah kapabilitas penting sekali maknanya karena berimplikasi pada suatu keadaan
Penerapanpsikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi
MenurutHarsono (1988:101) di dikemukakan bahwa "training atau latihan adalah proses yang sistematis dari pelatih, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya." Dengan latihan yang sistematis dan terprogram akan mungkin sekali dapat menghasilkan prestasi yang optimal.
MenurutBarnawi dan Arifin (2016) terdapat beberapa aspek keterampilan dalam micro teaching, yaitu sebagai berikut: a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran merupakan usaha untuk menciptakan pra kondisi agar mental maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
ASPEKASPEK YANG. MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN EKONOMI oleh: Ach. Junaidi I. F.140422600555 Aditya Wahyu Setiawan 140422602135 Ayu Dyah Pitaloka 140422601050. Hakekat Ilmu Ekonomi Pembangunan Pembangunan (development) secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama
. 18 Latihan Pengertian Latihan Latihan adalah merupakan aktifitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri – ciri fungsi fisiologis manusia sasaran yang telah ditentukan Bompa, 19834 Latihan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan secara sistematik dan kontinyu dalam jangka waktu tertentu dalam mencapai sasaran. Tidak hanya berlatih sekali dua kali saja seorang berlatih dan berprestasi. Butuh waktu yang relatif lama hingga bertahun – tahun untuk mencapai prestasi olahraga yang maksimal. Tujuan utama pelatihan olahraga prestasi adalah untuk meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin Tohar, 20041. Untuk mencapai prestasi dan tujuan, maka atlet harus berlatih, karena melalui latihan–latihan yang teratur pola hidupnya secara menyeluruh akan terbentuk. Oleh karena itu kata kunci untuk mencapai prestasi dan keunggulan dalam olahraga adalah ”berlatih dan berprestasi”. Terkait dengan itu, peran pelatih dan atlet sangat dominan untuk bersama-sama berupaya menemukan metode latihan yang lebih efisien. Aspek – Aspek Latihan Menurut Tohar 20042 memaparkan ada beberapa aspek latihan yang harus diperhatikan yaitu 19 Latihan Fisik Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk menguatkan kondisi fisik secara menyeluruh. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan–latihan, apalagi untuk bertanding. Beberapa unsur kemampuan fisik dasar yang perlu dikembangkan adalah kelentukan, daya tahan, kelenturan, kelincahan, kecepatan gerak, kecepatan reaksi, daya tahan, koordinasi gerak dll. Latihan Teknik Latihan teknik bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan penguasaan teknik gerakan dalam suatu cabang olahraga. Penguasaan teknik– teknik dasar adalah sangat penting karena menentukan keterampilan dan kemahiran secara keseluruhan gerak dalam suatu cabang olahraga. Untuk bisa ahli dalam olahraga tersebut seseorang harus terampil melakukan beberapa teknik dasar. Latihan Taktik Latihan taktik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan. Kegiatan yang dilakukan adalah strategi. Latihan Mental Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan psikologis terutama perkembangan kedewasaan maturitas dan emosional atlet. Keempat aspek tersebut sangat diperlukan oleh seorang atlet sehingga tidak boleh diabaikan. Latihan yang benar dengan mengembangkan semaksimal mungkin setiap aspek yang ada akan memungkinkan meningkatnya prestasi. 20 Program Latihan
There are several principles that have to be implemented as guidelines so that the training objectives are achieved, such as the Principles of Readiness, individual, adaptation, overload, progressive, specific, variation, heating and cooling, long-term, reverse, not excessive training and systematic principles. In applying the practice principle, an athlete must strengthen development thoroughly before heading to specialization in sports, if specialization occurs too quickly in the development of an athlete, then he/she will reach the peak of achievement only in junior times, and will experience burnout soon after. The scope of multilateral training is a very important foundation for young athletes. As long as athletes experience maturity, specialization training becomes more important. All exercises will be dominated by drills and techniques that will take precedence in accelerating adjustments and finally at greater levels of performance. A key factor in improving performance is planning the progress of loading. In young athletes, with simple loading and using a little type will be more effective. In contrast, more experienced athletes need more complex types and paradigms in more experienced athletes. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PRINCIPLES OF TRAININGBachtiarbachtiar are several principles that have to be implemented as guidelines so that thetraining objectives are achieved, such as the Principles of Readiness, individual,adaptation, overload, progressive, specific, variation, heating and cooling, long-term,reverse, not excessive training and systematic principles. In applying the practiceprinciple, an athlete must strengthen development thoroughly before heading tospecialization in sports, if specialization occurs too quickly in the development of anathlete, then he/she will reach the peak of achievement only in junior times, and willexperience burnout soon after. The scope of multilateral training is a very importantfoundation for young athletes. As long as athletes experience maturity, specializationtraining becomes more important. All exercises will be dominated by drills andtechniques that will take precedence in accelerating adjustments and finally at greaterlevels of performance. A key factor in improving performance is planning the progressof loading. In young athletes, with simple loading and using a little type will be moreeffective. In contrast, more experienced athletes need more complex types andparadigms in more experienced IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu dipertimbangkan dalamdunia olahraga, banyak cabang olahraga yang telah mengukir prestasi di tingkat Asiamaupun dunia. Untuk meningkatkan, mengembangkan dan mempertahankan prestasipada cabang olahraga tersebut, maka upaya untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia yaitu atlet dan juga pelatih pada bidang olahraga tersebut perlu selaludigalakkan. Pada semua cabang olahraga, seorang pelatih sangat dibutuhkan untukmembimbing atletnya agar meraih prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Bilaseorang atlet tidak mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari pelatih, para atlet akan mendapatkan kesulitan untuk mengembangkan dirinya dalam cabang olahragayang dia tekuni. Seorang atlet harus mampu menyerap materi latihan yang diberikanoleh seorang pelatih dan pelatih pun harus mengetahui materi latihan apa yang cocokuntuk diberikan kepada atlet tersebut dimulai dari teknik, taktik, kondisi fisik, maupunlatihan mental sesuai dengan cabang olahraga yang pelatih dituntut harus menguasai sebanyak-banyaknya ilmu mengenaivariasi latihan yang dari cabgang olahraga yang dilatihnya, serta ilmu-ilmu lain yangmenunjang dalam proses pelatihannya. Pelatih diharapkan dapat memberikanbimbingan yang baik sehingga atlet-atlet yang dibinanya mendapatkan prestasi yangtinggi. Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskanprinsip-prinsip latihan. Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalahprinsip-prinsip dasar dari latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiapcabang olahraga. Dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebutdiharapkan prestasi seorang atlet akan lebih baik TUJUANBerdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah prinsip-prinsiplatihan adalah sebagai berikut1. Untuk mengetahui prinsip latihan pada Untuk mengetahui pengembangan multilateral dibanding Untuk mengetahui porsi latihan bagi atlet berdasarkan spesifikasi IIPEMBAHASANA. Prinsip LatihanPelatihan olahraga dimulai, lebih dari 3000 tahun lalu, sejak saat itulah atletdan pelatih telah melakukan dan mengikuti prinsip-prinsip latihan. Prinsip-prinsip initelah melalui dan merupakan hasil penelitian bidang keilmuan biologi, pembelajaran anak, dan psikologis. Prinsip-prinsip pelatihan olahraga ini merupakan landasan dariteori dan metodologi dan Muluk 2011 13 menyatakan bahwa “prinsip latihanmerupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihandapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan”. Tujuan utama dari latihan adalahuntuk meningkatan kinerja keterampilan skill keolahragaam atlet dan, padaakhirnya, level kinerja pelatihan keolahragaan. Pemakaian secara tepat prinsip-prinsiplatihan ini akan menghasilkan program-program latihan yang superior dan prosespelatihan yang baik dan sesuai bagi atlet. Adapun kualitas latihan dipengaruhi olehtahap-tahap berikutProgram latihan untuk kebanyakan cabang olahraga pada dasarnya dibagi dalam tigatahap, yaitu; a tahap persiapan persiapan umum dan persiapan khusus, btahap kompetisi pra kompetisi dan kompetisi utama, dan c Tahap untuk mencapai prestasi optimal dipengaruhi oleh kualitas latihan ditentukan oleh berbagai faktor antara lain, kemampuan dankepribadian pelatih, fasilitas dan peralatan, hasil-hasil penelitian, kompetisi dankemampuan atlet yang meliputi bakat dan motivasi, serta pemenuhan gizi yang berkualiats memang sangat diharapkan untuk menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi Sari, Tangkudung, & Sofyan, 2018, p. 11. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Sukadiyanto dan Muluk 2011 14-23, ada beberapa prinsip yang dapat dilaksanakan sebagai pedoman agar tujuanlatihan tercapai, berikut penjelasannya1. Prinsip KesiapanPada prinsip ini, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usiakarena hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis dan psikologisolahragawan, artinya para pelatih harus mempertimbangkan danmemperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan Prinsip IndividualPrinsip ini berdasar dari perbedaan individu setiap orang dan tidak dapat disamakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor yang dapat membedakan antara lain faktor keturunan, faktor kematangan, faktor gizi, faktor waktu istirahat dan tidur, faktor kebugaran, lingkungan, sakit, cedera, and Prinsip adaptasi Pada prinsip ini organ tubuh manusia cenderung selalu mampu untukberadaptasi terhadap perubahan lingkunganya. Keadaan ini tentumenguntungkan untuk keterlaksanaan proses berlatih-malatih sehinggakemampuan manusia dapat dipengaruhi dan ditingkatkan melalui Prinsip beban lebihPrinsip ini berbicara tentang beban latihan harus mencapai atau melampauisedikit diambang batas rangsanagan. Sebab beban yang terlalu berat akanmengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlaluringan tidak berpengaruh terhadap peningktan kualitas fisik, sehinggabeban latihan harus memenuhi prinsip latihan Prinsip progresifAgar terjadi proses adaptasi pada tubuh, maka diperlukan prinsip bebanlebih yang diikuti dengan prinsip progresif. Latiahan yang bersifatprogresif artinya dalam pelaksanaan latiahn dilakukan dari yang mudah keyang sukar, sederhan ke kompleks, umum ke khusus, bagian kekeseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke Prinsip spesifikUntuk prinsip spesifik ini materi latihan harus dipilih sesuai dengankebutuhan cabang olahraganya. Untuk itu, sebagai pertimbangan dalammenerapkan prinsip spesifikasi antara lain di tentukan oleh a spesifikasikebutuhan energy, b spesifikasi bentuk dan metode latihan, c spesifikasiciri gerak dan kelompok otot yang digunakan, d waktu Prinsip variasiProgram latihan yang baik harus disusunsecara variatif untuk menghindarikejenuhan keengganan dan keresahan yang merupakan kelelahan secarapsikologis. Untuk itu program latihan perlu disusun lebih variatif agar tetapmeningkatkan ketertarikan olahrgawan terhadap latihan, sehingga tujuanlatihan Prinsip pemanasan dan pendinginanDalam satu unit latihan atau satu pertemuan latihan selalu terdiri dari 1pengantar 2 pemanasan 3 latihan inti, 4 latihan suplemen 5 coolingdown. Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikisolahragawan memasuki latihan inti sedangkan tujuan pendinginan adalah agar tubuh kembali pada keadaan normal secara bertahap dan tidakmendadak setelah Prinsip latihan jangka panjangUntuk meraih prestasi terbaik, diperlukan proses latihan dalam jangkawaktu yang lama, pengaruh beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuhsecara mendadak tetapi membutuhkan waktu dan proses yang harusdilakukan secara bertahap dan Prinsip berkebalikanPrinsip ini berarti olahragawan berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bukan dalam waktu yang lama, maka kualitas organ tubuh akan mengalamipenurunan fungsi secara Prinsip tidak berlebihanPrinsip ini menekankan bahwa pembebanan harus disesuaikan dengantingkat kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan olahragawansehingga beban latihan yang diberikan benar-benar Prinsip sistematikPrinsip ini berkaitan dengan ukuran atau dosis pembebanan dan skalaprioritas, sasaran latihan, setiap sasaran latihan memiliki aturan dosispembebanan yang berbeda-beda. B. Pengembangan Multilateral Dibanding SpesialisasiPengembangan kemampuan atlet secara keseluruhan mengandung pelatihansecara berimbang antara multilateral dan spesialis. Secara umum, pada awalpengembangan pelatihan atlet harus menitikberatkan pengembangan multilateral,dengan sasaran pengembangan kondisi fisik secara khusus, yang terutama berpusatkepada keterampilan yang diperlukan pada sebuah cabang olahraga ditingkatkansecara baik. Dengan tujuan pengembangan atlet secara efektif, pelatih harusmemahami pentingnya setiap dua tahap latihan multilateral dan spesialis danbagaimana merubah titik beratnya dalam rangka pengembangan kemampuan Multilateral Menurut Satria, dkk 2014 31 prinsip perkembangan yang menyeluruhtampaknya sudah menjadi suatu tuntutan yang dapat diterima di hampir semua duniapendidikan dan pembinaan olahraga. Seseorang pada akhirnya akan memilih danmempunyai spesialisasi keterampilan, namun pada awal belajar sebaiknya dilibatkanberbagai aspek kegiatan sehingga ia akan memiliki dasar-dasar kokoh dan komplityang akan sangat membantu mencapai prestasinya mendukung konsep pengembangan multilateral, dijumpai padaberbagai bidang pendidikan dan human endeavors. Pada cabang olahraga,pengembangan multilateral, atau pengembangan fisik secara keseluruhan, adalahsebuah necessity. Penggunaan rencana pengembangan multilateral teramat sangatpenting selama tahap awal perkembangan atlet. Pengembangan multilateral selamarentang waktu beberapa tahun merupakan dasar periode-periode latihan ketika titikberat berfokus pada perencanaan pengembangan spesialisasi. Jika prinsip iniditerapkan, fase latihan multilateral akan menguntungkan untuk mengembangkankemampuan atlet secara fisik dan psikologi yang merupakan dasar maksimalisasikinerja atlet pada pengembangan untuk membedakan antara rencana pengembangan multilateral danmulai latihan spesialisasi akan sangat cepat, khususnya ketika atlet muda menunjukankecepatan perkembangan pada aktivitas sebuah cabang olahraga. Pada berbagaikejadian, merupakan paramount yang instruktur dan pelatih, atau orang tua tidakmenyukai temtasi ini, karena akan menjadi dokumen yang baik yang merupakanmultilateral yang luas berdasar pengembangan fisik adalah penting untuk persiapanatlet agar berkembang lebih spesialisasi dikemudian hari. Jika latihan dilakukandengan pentahapan yang baik dan dimulai dengan multilateralyang kuat pada awalpengembangan, atlet akan dapat mencapai level persiapan fisik yang lebih tinggidanteknik secara sempurna dan pada akhirnya akan mencapai kinerja prestasi yang pendekatan bertahap untuk pengembangan atlet, meningkat darimultilateral menuju latihan spesialisasi seiring dengan kematangan atlet, penampilanuntuk sebuah persyaratan untuk maksimalisasi kinerja cabang olahraga. Gambar merupakan ilustrasi sebuah model konseptual untuk pendekatan bertahap jangkapanjang dalam Prinsip MultirateralDasar piramida pada gambar mewakili pengembangan periodemultilateral, yang merupakan landasan dari program latihan. Termasuk pada bagianprogram ini adalah berbagai arah dari pengembangan gerak keterampilan berbagaicabang olahraga, dan sebagian keterampilan cabang olahraga tertentu. Jenis – jenislatihan yang dilakukan atlet memungkinan pengembangan system fisiologik contoh, pada masa pengembangan system neuromuscular, kardiovaskular, dansystem energy diaktifkan dengan berbagai cara untuk memungkinkan pengembangansecara saat pengembangan atlet mencapai dan memungkinkan pada taraf yangdi inginkan, terutama pada pengembangan secara fisik, ia akan mengalami kemajuanmenuju tahap kedua, dengan ditandai oleh derajat spesialisasi yang lebih baik. Tahaplatihan multilateral tidak dapat dipisahkan dari proses latihan secara latihan secara khusus dilakukan pada setiap tingkatan program latihantetapi dengan proporsi yang berbeda-beda. Ketika atlet mencapai kematangan, derajatspesialisasi akan mengalami peningkatan. Hal ini di percaya bahwa latihanmultilateral sebagai penyediaan landasan bagi pengembangan atlet di kemudian haridan membantu atlet mencegah cidera karena penggunaan yang berlebihan danstoleness pada TrainingMultilateral Development Dukungan pada keuntungan latihan pengembangan multilateral dapat dilihatpada penelitian jangka panjang yang dilakukan di tiga Negara. Pada penelitian selama14 tahun di bekas Negara jerman timur, sebagian besar dari atlet yang berumur 9-12tahun ditempatkan dalam dua kelompok. Pada kelompok pertama dilatih denganpendekatan amerika utara, yang berfokus pada spesialisasi cabang olahraga tertentulebih awal. Yaitu, atlet dilatih menggunakan jenis dan metode latihan hanya untukcabang oalahraga yang telah ditentukan tersebut. Kelompok dua, mengikuti programgeneralisasi yang di fokuskan pada perkembangan multilateral. Kelompok inidiikutkan pada berbagai cabang olahraga, diberikan pembelajaran berbagai jenisketerampilan, dan ikut ambil bagian pada latihan fisik untuk menunjang latihan-latihan keterampilan khusus, serta latihan lainnya. Sumber dari Rusia juga mereferensikan sebuah survey yang menemukan hasilyang sempurna. Penelitian jangka panjang ini menyimpulkan bahwa spesialisasi tidakharus disimpulkan pada hampir setiap cabang olahraga sebelum usia 15 tahun. Padasebagian besar penemuan dari penelitian ini menunjukkan;1. Hampir seluruh atlet terbaik Rusia memiliki landasan multilateral yang Hampir seluruh atlet memulai latihan pada usia 7 atau 8 tahun. Selama awaltahun, seluruh atlet mengikuti berbagai jenis olahraga, seperti sepakbola, ski,lintas alam, berlari, skating, berenang, dan bersepeda. Dari usia 10 – 13, anak-anak juga berprestasi dalam olahraga beregu, senam, dayung dan Program spesialisasi dimulai pada usia 15 hingga 17, tanpa melupakan olahragadan aktivitas terpadu. Kinerja terbaik akan dicapai setelah 5 hingga 8 tahun padamassa spesialisasi Atlet-atlet yang dispesialisasikan pada masa awal usia muda mencapai kinerjaterbaik pada level junior lebih dari 18 tahun. Sebagian besar mengundurkandiri sebelum level senior. Hanya sebagian kecil atlet yang dispesialisasikan padausia muda dapat meningkatkan kinerja pada level Banyak atlet hebat memulai berlatih dengan sumber daya yang terorganisir padalevel yunior usia 14 – 18 tahun. Mereka tidak pernah menjadi juara yunior ataumemegang rekor nasional., namun pada usia senior banyak atlet yang dapatmencatat prestasi ditingkat nasisonal maupun internasional. 6. Hampir seluruh atlet mencapai suksesnya ditandai dengan landasanpengembangan multilateral selama masa kanak-kanak dan ANTARA SPESIALISASI AWALDAN PENGEMBANGAN MULTILATERALSpesialisasi Lebih Awal Pengembangan MultilateralPeningkatan pretasi secara cepat Peningkatan prestasi berlangsung lebihlambatPrestasi terbaik dicapai di usia 15 – 16tahun dikarenakan adaptasi yang terlalucepatPrestasi terbaik pada usia 18 tahun ataulebih tua ketika atlit mencapai kematangansecara fisiologik maupun psikologikKebosanan yang sangat tinggi dan berhentibertanding ketika usia 18 tahunPrestasi pada pertandingan konsisten danlebih majuPeningkatan resiko cidera dikarenakanpemaksaan adaptasi dan dan pengembanganpsikologik yang tidak baikKarir sebagai atlet lebih panjangCidersa lebih sedikit sebagai polapengembangan yang lebih progresif danpengembangan fisiologik secara menyeluruhPenelitian ketiga dilakukann oleh Carlson, analisis latar belakang dan polalatihan pengembangan pemain tennis elit Swedia yang sangat sukses pada kompetisiInternasional. Subyek dibagi dalam kelompok penelitian pemain tenis elit secarakonsisten dan kelompok kontrol yang cocok dengan usia, jenis kelamin, rengkingyunior. Kedua kelompok pemain memiliki keterampilan yang sama hingga kelompokusia 12 hingga 14 tahun; perbedaan keterampilan antar dua kelompok terjadi setelahusia ini. Penemuan lain pada kelompok kontrol adalah pengembangan keterampilanterjadi sangat cepat pada awal usia remaja dan disini pemain terlibat dalam atmosferkebutuhan kesuksesan yang tinggi. Menariknya, kelompok kontrol pemain spesialispada usia 11, di mana pada kelompok penelitian tidak memulai spesialisasi hinggausia 14. kenyataannya, kelompok penelitian berpartisipasi dalam berbagai jenisaktivitas kecabangan selama awal massa remaja, di mana kelompok kontrol berlatihsecara spesialis pada masa usia 14. Kenyataannya, kelompok penelitian berpartisipasidalam berbagai jenis aktivitas kecabangan selama awal masa masa remaja, dimanakelompok kontrol berlatih secara spesialis berlatih secara propesional. Walaupunkelompok propesional menunjuk pertasi yang hebat secara siqnifikan ketika yunior,kelompok penelitian menunjukkan prestasi tertinggi pada saat senior. Peneliti Carlsinmendukung pentingnya pendekatan latihan multilateral yang ditandai aktivitas seluruhcabang olahraga dan sedikit tipe latihan propesional selama kanak-kanak dan remaja. Pelatih harus memberikan latihan multilateral pada tahap awal pengembanganatlet sebagai landasan untuk spesialisasi dimasa yang akan datang dan kesempurnaandalam cabang olahraga. Latihan multilateral harus digunakan hampir seluruh masalatihan pada saat anak-anak dan junior. Pada saat ini pengembangan atlet berisisesuatu yang sangat penting yang ditandai dengan pengembangan aspek fisik danpsikologis. Persiapan fisik disiapkan selama tahap latihan ini, berisi pergerakan alamseperti berlari, melompat,memamjat, dan melempar. Selanjutnya, pengembangankecepatan, kelincahan, koordinasi, kelentukan, dan keseluruhan aspek kebugaransecara umum juga sangat penting. Tujuan dari latihan adalah penyempurnaan melaluiberbagai aktivitas yang mungkin untuk pengembangan kemampuan seluruh aspekbiomotor. Pada proses ini atlet muda dilatih dengan berbagai kelompok bermacam-macam teknik latihan, yang berisi berbagai aspek teknis cabang olahraga keterampilan disiapkan akan digunakan untuk lebih mengembangkan atletdan latihan secara multilateral menjadi lebih DARI PENGUJIAN PENELITIAN DARIEFEK SPESIALISASI LEBIH AWAL DAN PELATIHANMULTILATERAL PADA PENGEMBANGAN ATLETKelompok kontrol Kelompok PenelitianMemulai spesialisasi usia 11 tahun,ketika latihan multilateral dihentikanMemulai latihan spesialisasi usia 14tahun, atau lebih tuaPengalaman latihan multilateral lebihsedikit sekali ketika usia perkembanganawalPengalaman latihan multilateral banyaksekaliketika usia perkembangan awalLebih banyak berlatih tenis dibandingkelompok penelitian yaitu anatra 13-15tahun Memulai latihan teknis dimulai lebihbanya pada usia 15 tahun jikadibandingkan kelompok kontrolCendrung kehilangan percaya diriselama melalui masa-masa latihanCenderung semakin percaya diri selamamelalui masa-masa latihan Pada masa remaja perkembangan lebihcepat diabnding kelompok penelitianPada masa remaja perkembangan lebihlambat dibanding kelompok kontrolSelama masa awal perkembanganmengalami tekanan yang lebih hebatuntuk berprestasi dari orang tua danpelatihSelama masa awal perkembanganmengalami penekanan yang lebihsedikit untuk berprestasi dari orang tuadan pelatih Seluruh atlet harus mengikuti tahap latihan multilateral untuk melewatibeberapa tingkatan dalam karir mereka. Sesuatu yang terhebat dari latihan multilateralterjadi pada awal perkembangan, dan pada tipe latihan ini lebih sedikit memfokuskanpada terjadinya kemajuan atlet. Pengembangan multilateral sangat penting untukmengoptimalkan latihan spesialisasi atlet di kemudian hari di sepanjang yang dilakukan baik dilapangan, kolam renang, atau diruangsenam,atlet selalu akan memilih spesialisasi kecabangan. Latihan yang dilakukanuntuk adaptasi fisiologis yang diarahkan untuk pola gerak aktivitas cabang tersebut,pemenuhan kebutuhan metabolis, pola pengerahan tenaga, tipe kontraksi otot, danpola pemilihan otot yang digerakkan. Tipe latihan yang digunakan memberikandampak bermacam-macam pada karakteristik fisiologik atlet. Sebagai contoh, latihandaya tahan dapat merangsang kemampuan adaptasi sentral dan feriperal, yangdidalamnya memuat pola pemilihan jenis sistem syaraf, pemodifikasian bioenergetik,dan faktor-faktor metabolik, dn merangsang pemilihan jenis otot pengerak secaranyata. Sebaliknya, latihan pembebanan yang dilakukan menghasilkan berbagai systempengkontraksian, sistem syaraf otot, dan bioenergetik, atau cara jalan metabolik. Darihasil penelitian kontemporer menyarankan bahwa otot pengerak menunjukkankelentukan yang luas dalam merespon berbagai pembebanan atau latihan daya tahanyang menghasilkan dalam aktivitas atau deaktivasi berbagai penandaan sistemmolekuler tergantung pada tipe pertemuan latihan. Adaptasi khusus tidak terbatas padarespon hanya pada responfisiologik, berbagai penyebab teknik, taktik, dan kebiasaanpsikologik, juga berkembang sebagai hasil merupakan proses nonunilateral yang kompleks yang didasarkanpada pengembangan multilateral. Sebagai kemajuan seorang atlet dari seorang pemulamenuju kematangan atlet yang menguasai cabangnya, jumlah seluruh volume danintensitas peningkatan secara progresif dari latihan, sebagai sesuatu yang dilakukanpada tingkatan dari spesialisasi. Hampir selurus penulis menyarankan bahwa adaptasilatihan terbaik terjadi dalam respon pada latihan spesipik pada latihan dan aktivitaskecabangan dengan sasaran kemampuan biomotor hanya setelah pondasi multilateral dikembangkan. Rujukan sebelumnya bahwa latihan paralel dengan mimik pergerakandari cabang olahraga, sedangkan rujukan terkini bahwa latihan adalah pengembangankekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Perbandingan antra kedua jenis kelompoklatihan setiap cabang olahraga tergantung dari karakteristiknya. Pada lari jarak jauh,contohnya, sekitar 90 % volume latihan ditunjukkan untuk latihan secara cabang lompat tinggi , latihan ini mewakili hanya 40 % latihan untukpengembangan kekuatan tungkai dan daya ledak lompatan menggunakan kerja dengan atlet berpengalaman, pelatih harus mendedikasikan hanya 60 %atau 80 % dari keseluruhan waktu latihan untuk latihan pengembangan harus berhati-hati merencanakan rasio antara latihan multirateral danspesialisasi, patut dijadikan pertimbangan kecenderungan modren untuk usia di bawahkematangan usia atlet. Pada beberapa cabang olahraga, atlet mencapai level tinggi darikinerja pada usia muda dan kemudian harus memasuki atlet usia muda pada cabangolahraga. Contoh-contoh yang termasuk cabang olahraga ini adalah senam artistik,figureskating, renang, dan menyelam. Bagaimanapun, dari peraturan kompetisiolimpiade terkini memungkinkan bagi peningkatan rata-rata usia untuk kinerjapesenam. Sebagai contoh, untuk berlomba di olimpiade pesenam wanita harus berusia16 tahun saat pelaksanaan olimpiade. Selama tahun 2007 hingga 2007, rata-rata usiakompetitor di kejuaraan dunia senam harus berkisar usia 18 tahun. Tabel memperlihatkan panduan secara individu untuk usia mulainyalatihan, waktu dimulainya spesialisasi, dan usia di capainya prestasi tinggi. Beberapapenulis menyatakan waktu maksimal dimulainya latihan antara 5–9 tahun. Selamamasa awal latihan ini pelatih harus fokus pada pengembangan kemampuan fisik yangberisi keterampilan dasar seperti berlari, melompat, dan melempar. Hal ini pentinguntuk pengembangan keterampilan-ketermpilan pada permulaan latihan sebab atletmuda berupa pengembangan kemampuan-kemampuan yang lebih cepat dibandingkematangan atlet. Ketika atlet mengembangkan keterampilan dasar, dia dapat memulaibeberapa spesialisasi. Pada tahap latihan multilateral sebelumnya merupakan fokusutama hingga sekitar usia 14 dan setelah itu latihan yang lebih spesialisasi usia muda Cabang Olahraga UsiaMulai LatihanUsiaDimuai SpesialisasiUsiaprestasi tertinggiPanahan 12-14 16-18 23-40Atletik treak andfiel jarak pendekJarak MenengahJarak jauhLompat JauhLompat JangkitLompat jauhLempar10-1213-1414-1612-1412-1412-1414-1514-1616-1717-2016-1817-1917-1917-1922-2622-2625-2822-2523-2623-2623-27Bulutangkis 10-12 14-16 20-22Bisbol 10-12 15-16 22-28Bola Basket 10-12 14-16 22-28Biatlon 10-12 16-17 23-26Tinju 13-15 16-17 22-26Dayung 12-14 15-17 22-26Catur 7-8 12-15 23-35Bola TanganContinental10-12 14-16 22-26Balap Sepeda 12-15 16-18 22-28MenyelamWanitapria6-88-109-1111-1314-1818-22Berkuda 10-12 14-16 22-28Anggar 10-12 14-16 20-25Hoky Lapangan 11-13 14-16 20-25Figur Sketing 7-9 11-13 18-25Foot ball 12-14 16-18 23-27SenamWanitaPria6-88-99-1014-1514-1822-25Hoki Es 6-8 13-14 22-28Judo 8-10 15-16 22-26Pentathlon modern 11-13 14-16 21-25Dayung 11-14 16-18 22-25Rugby 13-14 16-17 22-26Layar 10-12 14-16 22-30Menembak 12-15 17-18 24-30SkiAlpineNordicMore Than 3KJumping7-812-14-10-1212-1416-1817-1914-1518-2523-2824-2822-26Speedskoting 10-12 15-16 22-26 Sepak Bola 10-12 14-16 22-26Sguash danBolaTangan10-12 15-17 23-27RenangWanitaPria7-97-811-1313-1518-2220-24RenangSinkronisasi6-8 12-14 19-23Tenis Meja 8-9 13-14 22-25Tenis LapanganWanitaPria7-87-811-1312-1420-2522-27Bola voli 10-12 15-16 22-26Polo air 10-12 16-17 23-26Angkat Berat 14-15 17-18 23-27Gulat 11-13 17-19 24-27IndividualisasiIndividualisasi adalah satu dari persyaratan utama latihan sepanjang individualisasi yang harus dipertimbangkan oleh pelatih adalahkemampuan atlet, potensi, dan karakteristik pembelajaran dan kebutuhan kecabanganatlet, untuk menaikkan level kinerja atlet. Setiap atlet memiliki ciri fisiologik danpsikologik yang dibutuhkan sebagai pertimbangan pengembangan sebuah rencanalatihan. Seringkali, pelatih menggunakan pendekatan yang tidak ilmiah untukmenyusun program latihan serta sekaligus tidak mempertimbangkan pengalamanlatihan seorang atlet, kemampuan, dan peningkatan fisiologiknya. Lebih buruk lagipelatih menggunakan program latihan atlet elit untuk diterapkan bagi atlet junior yangbelum mengalami pengembangan secara fisik, dasar fisiologik, atau keterampilanpsikologi yang diperlukan untuk digunakan tipe latihan yang dipilih tersebut. Atletmuda secara fisiologik maupun psikologik tidak dapat menyesuaikan dengan programyang dibuat untuk atlet berpengalaman. Pelatih memerlukan untuk memahamikeperluan atlet dan pengembangan rencana latihan sesui dengan keperluannya. Hal inidapat dilakukan dengan mengikuti beberapa petunjuk berikutPerencanaan Sesuai dengan Derajat Penerimaan Perencanaan latihan harus berdasar pada analisis secara komprehensifparameter fisiologik dan psikologik, yang akan diberikan secara mendalam untukpeningkatan kapasitas kerja atlet. Kapasitas latihan individual dapat diputuskandengan mengikuti faktor-faktor1. Usia Biologik dan Kronologik Usia biologik seorang atlet dijadikanpertimbangan indiator yang lebih akurat potensi kinerja fisik secara individualdibandingkan dengan usia kronologinya. Salah satu indikator terbaik dari usiabiologik adalah kematangan seksual, sebab hal ini mengidentifikasikan sebuahpeningkatan pada derajat sirkulasi testosteron. Atlet yang lebih matang secarafisik, ditandai dengan usia biologik yang lebih tinggi, menjadi lebih kuat, cepat,dan lebih baik dalam olahraga beregu dibanding dengan pasangannya yangmenunjukkan usia biologik lebih rendah, walupun usia kronologiknya sama. Padaanak-anak secara umum, memiliki daya hambat terhadap kelelahan, yang dapatdijelaskan mengapa mereka memiliki respon terhadap volume latihan yang lebihtinggi. Disaat lain, manusia dewasa yang lebih tua menunjukkan penurunanmotivasi latihan secara intens, peningkatan kemungkinan cidera, dan peningkatankejadian penyebab stres, yang keseluruhannya akan mungkin berperan padapenurunan kemampuan penyesuaian yang intens. Sebagian besar atlet yangyunior mampu menerima latihan yang tinggi dengan pembebanan yang moderatlebih baik di banding dengan intensitas tinggi atau latihan dengan beban pembebanan yang tinggi dan volume yang tinggi merupakan hal yangperlu diperhatikan bagi atlet muda sebab latihan memungkinkan peningkatanresiko cidera otot. Energy suatu otot diperoleh dari proses uraian senyawa kimiayang disebut adenosine trifosfat ATP “ p. 58.2. Usia Latihan usia latihan didevinisikan sebagai jumlah tahun yang dimulai olehatlet dalam melakukan aktivitas cabang olahraga, dan hal ini secara pertimbanganberbeda dibandingka usia biologik maupun krinologik. Atlet dengan latihan usiayang tinggi telah berkembang dasar-dasar latihan utamanya dan lebih mungkinuntuk dapat berprestasi dalam rencana latihan, khususnya jika latihan awalmereka berapa latihan multilateran. Seorang atlet yang memiliki usia kronologikdan dan memiliki latihan yang rendah mungkin memerlukan latihan multilateral dan akuisi keterampilan, karena dia memiliki dasar latihan Riwayat Latihan riwayat latihan atlet mempengaruhi kapasitas atlet yang telah melakukan latihan multilateral yang substansial lebihdapat berkembang tingkat kebugaran yang diperlukan untuk menerima bebanlatihan yang tinggi dibandingkan dengan atlet yang lebih Status Kesehatan Atlet yang sakit atau cidera akan menurun kapasitas kerjadan lebih sering tidak dapat menerima beben latihan yang diberikan. Jenis sakitatau derajat cidera dan perubahan dasar fisiologik menjadi pertimbangan dalammemutuskan beben latihan yang dapat diterima oleh Stres dan Kecepatan Pemulihan kemampuan untuk menerima beban latihanselalu berhubungan dengan penyebab stres yang berlawanan dengan penyebab stres menjadi pertimbangan tambahan, dan fakktor-faktoryang menempatkan kebutuhan yang tinggi dapat memberi pilihan kemampuannyauntuk menerima beban latihan. Sebagai contoh, permasalahan yang beratdisekolah, pekerjaan, atau akktivitas keluarga dapat mempengaruhi kemampuanmenerima beban latihan. Perjalanan menuju dan dari tempat kerja, sekolah ataulatihan dapat berperan pada tingkat stress. Pelatih harus mengenali faktor-faktorini dan menyesuaikan beban latihannya. Sebagai contoh, selama dan pada saatstress tinggi, seperti ujian sekolah, menurunkan beban latihan mungkin dianjurkan. Individualidasi Beban LatihanKemampuan untuk menyesuaikan beban latihan tergantung pada kapasitasindividual. Sebagaimana garis besar pada seksi ini, beberapa faktor berperan padarespon individualisasi pada beban dan kemajuan latihan riwayat latihan, statuskesehatan, stress kehidupan, usia kronologik, usia biologik, dan usia latihan. Menirurencana latihan secara simple atlet elit tidak akan menghasilkan prestasi yang demikian, pelatih harus mengarahkan kebutuhan dan kapasitas atlet denganpengembangan program individualisasi, yang mempersyaratkan observasi secara rincidari kemampuan teknik dan taktik atlet, karakter fisik, kekuatan, dan kelemahan. Sesuai dengan bahasan pada seksi ini mengenal model latihan pada bab ini, tesperiodik bagi atlet akan memungkinkan untuk rencana latihan lebih spesifik danindividualisasi pada proses pengembangan. Kurang individualisasi pada perencanaanlatihan yang mungkin diperlukan dengan atlet yang secara kasar pada level yang samapada level pengembangan dan tahap Perbedaan GenderPerbedaan gender dapat bermain sebagai peran penting dalam penyesuaiankinerja dan individualisasi latihan. Masa pra remaja bagi laki-laki dan perempuansangat serupa pada tinggi, lingkar tubuh, bert, kepadatan tulang dan ketebalan massa puber remaja laki-laki dan mulai perempuan mulai berkembangperbedaan yang substansial pada ciri-ciri fisik. Setelah masa puber perempuancenderung memiliki level lemak yang lebih tinggi,lebih rendah masa bebas massalemaknya, dan masa tubuh lebih ringan. Dari sudut pandang kinerja sangat jelasperbedaannya laki-laki dan perempuan yaitu pada masa otot dan kekuatan, daya ledakdan kapasitas anaerobik, dan kapasitas aerobik maksimal dan peneliti mengatakan bahwa perbedaan gender berhubungan denganfaktor anatomikalmdan biomekanikal namun sebahagian lagiberpendapat bahwapenglaman latihan dan akses pada latihan spesialisasi secara terpisah menjelaskanperbedaan pada kinerja. Mendukung untuknperbedaan bahwa latihan mungkin secaraterpisah menjelaskan berdedaan anatar gender telah disampaikan oleh Kraemer dankawan-kawan, yang menemukan bahwa perbedaan kinerja anatra laki-laki danperempuan secara substansi dikurangi ketika latihan yang sesuai dilakukan menlihat pada kinerja anaerobik tingkat tinggi lari jarak pendek,berenang, dan speedskating dari 1952 sampai 2006, seiler dan kawan-kawanmelaporkan bahwa perbedaan kinerja anatara laki-laki dan perempuan mulai menurun,tetapi kemudian perbedaan kinerja anatr gender berhenti dan kemudian dan kawan-kawan meneliti kecenderungan yang sama pada kinerja jarak lari ketika mereka membandingkan variabel-variabel kinerja antara laki-laki dapat menerima pola latihan secara eksekutif dan intensifkenyataannya, Coa mengatakan wanita mampu menghadapi volume dan intensitasyang lebih tinggi dari pada laki-laki. Bagaimanapun, kehati-hatian harus dilakukanketika menguji data ini, Karena wanita mempunyai area khusus yang harusdiperhatikan. Sebagai contoh, wanita cendrung lebih lemah dibagian tubuh bagian atasdan sistem otot rangka. Berbagai cara latihan penguatan pada area ini bagi atlet wanitaperlu kinerja pada atlet wanita selama fase siklus menstruasi yang berbedamenuju kearah yang lebih individualisasi literatur ilmiah menyampaikan bahwasebagian besar situasi, kinerja aerobik maksimal dan submaksimal dan kinerjaanaerobik tidak dipengaruhi oleh siklus mentruasi. Bagaimana punjuga, literaturilmiah menyampaikan bahwa pengaturan suhu dapat dikompromikan selama faseluteal sebagai hasil dari kenaikan suhu tubuh. Hal ini mungkin mnejadi pertimbanganpenting bagi wanita yang berlatih untuk memperpanjang waktu pada kondisi yanghangat dan Berbagai Variasi Latihan Variasi adalah suatu dari komponen kunci yang diperlukan untuk merangsangpenyesuaian pada respon latihan. Akuisisi keterampilan dan peningkatan kinerjasecara cepat ketika pengulangan pada rencana latihan atau para digma pembebenandengan waktu yang berlebih. Stone dan kawan-kawan mengatakan bahwa variasilatihan yang buruk dan menyebabkan program overtraining yang monotonmonotonous program overtraining. Keadaan ini terjadi jika rangsang latihan samadiperkenalkan secara reguler pada periode yang lama secara hasil akhir terjadipenurunan atau kinerja yang tetapplateu, yang tidak dapat dijelaskan bentuk dariovertraining. Sebagai pendukung dari pendapat ini, O Toole mengatakan bahwaderajat kemonotonan dalam perencanaan latihan secara signifikan berhubungandengan kinerja yang buruk. Periodisasi latihan dapat menurunkan kemonotonan dan kebosanan dalamlatihan dan akhirnya merangsang adaptasi fisiologik yang hebat. Zatsiorskymengatakan bahwa periodisasi adalah sebuah keseimbangan aksi antara variasi dankestabilan latihan kemonotonan atau repetisi dari latihan. Kemudian variasi latihanmerupakan hal paling penting ketika mempetimbangkan periodisasi. Adaptasi latihanyang optimal terjadi pada respon terhadap sebuah beban dan isi dari sistem variasilatihan, jika variasi yang disediakan tidak memadai dan program berlangsungmonoton, kinerja tidak akan menjadi optimal. Hal ini terjadi ketika sistem syaraf tidakmencukupi penambahan bebannya untuk merangsang adaptasi dapat membentuk kesatuan dalam rencana latihan di berbagaitingkatan. Sebagai contoh, variasi pada level siklus mikro dapat ditambahkan denganmengubah volume, intensitas, frekuensi, pemilihan aktivitas jenis latihan. Stone dankawan-kawan mengatakan penambahan variasi pada latihan melalui pengenalan danpengenalan kembali dati tugas yang baru atau agak baru, hal ini merupakan berbagaijenis periodik dari latihan yang spesipik. Rencana ini mengakibatkan adaptasi yanglebih hebat karena tugas dipindahkan dari rencana latihan sebelum adaptasi secarahebat karena tugas dipindahkan dari rencana latihan sebelum adaptasi secaramenyeluruh diraih dan dipindahkan oleh sebuah tugas yang dialamatkan sepertikemampuan biomotor. Sebagai contoh untuk mengembangkan kekuatan dan dayaledak tungkai pada bola voli, atlet dapat berlatih back sguats selama tahap persiapanlatihan tetapi secara periodik dipindahkan latihan ini dengan 1/4 backsquat untukmerubah rangsangan sepanjang tetap memenuhi sasaran pola gerak dan kelompokotot. Selama tahap pra kompetisi atau tahap kompetisi, penambahan mungkin dapatdialihkan dari pengembangan kekuatan menjadi peningkatan kapasitas daya dari persiapan ini dapat dilihat pada siklus persiapan. Selama jedamusim, Tipikal siklus menerima latihan yang utama seperti ski lintas alam untukmemelihara kondisi aerobik dan kemudian berlatih bersepeda selama tahap latihanpersiapan. Paradigma pengenalan dan pengenalan kembali menyampaikan bahwapengembalian ke latihan bersepeda akan secara cepat meningkatkan kemampuanbersepeda sebab tugas tersebut sebagai sesuatu yang agak baru ketika diperkenalkankemabali. Variasi latihan dapat dikenalkan selama atau anatara siklus mikro. Sebagaicontoh, pada beberapa hari dalam satu siklus mikro atlet berlatih beberapa kali dalamsatu hari tetapi di lain hari hanya menerima satu sesi latihan saja. Beberapa sesilatihan dalam satu hari telah menunjukkan terjadinya adaptasi fisiologik yang hebatterjadi dari pada hanya satu sesi per hari. Bagaimana juga penurunan kepadatanlatihan selama satu hari dapat memungkin terjadinya pemulihan, yang manamemungkinkan atlet untuk berlatih lebih berat pada bagian hari atau siklus lain untuk memvariasikan rencana latihan adalah dengan menggantisecara sistematik intensitas latihan. Penggantian intensitas latihan terhadap siklusmikro akan memungkinkan untuk priode stimulasi dan pemulihan, yang mana telahdinyatakan dapat meningkatkan adaptasi fisiologik secara hebat. Secara menarik,penggantian sesi latihan berat dan ringan selama siklus mikro yang telah digunakanpada persiapan daya tahan atlet dan kekuatan, serta daya ledak atlet. Strategi variasilain adalah dengan mengganti intensitas dan frekuensi latihan sekaligus. Sebagaicontoh, ketika memanipulasi intensitas latihan selama hari latihan individual, sesi pagimungkin terjadi latihan dengan intensitas tinggi dan kemudian sore dengan intensitasrendah. Di hari berikutnya jumlah sesi diturunkan untuk memberi pemulihan atau dinaikkan untuk meningkatkan stimulus latihan. Variasi latihan sangat terbatas pada kemampuan pelatih untuk menerapkanpengetahuan ilmiah dalam gaya yang kreatif. Penerapan variasi latihan harus berdasarpada pemahaman yang utuh akan bioenergetic dari olahraga. Pola gerak yangdigunakan dalam olahraga, keterampilan yang diperlukan, dan level daripengembangan usia latihan atlet. Atlet yang berpengalaman akan mempersyaratkanvariasi latihan yang lebih banyak dibanding atlet pemula, yang memiliki dasar latihanyang sangat sedikit. Atlet pemula yang dapat meraih hasil yang sangat berarti denganmodel-model latihan dasar biarpun hanya diberikan variasi latihan yang sangat Model LatihanModel-madel latihan walaupun tidak selalu terorganisir dengan baik danterkadang di aplikasikan secara acak, telah digunakan sejak tahun 1960. Walaupun banyak spesialis olahraga eropa timur mendapatkan pengetahuan serta pengalamandalam menggunakan model-model latihan, tren umum untuk menggunakan alat initidak digunakan di seluruh dunia sampai pada tahun 1970an. Telah didokumentasikandengan baik bahwa latihan dan penempilan mempunyai kaitan yang sangat erat tetapisifatnya sangat individual. Pembangunan pusat model latihan pasca pengertian darilatihan yang spesifik dan individualisasi dalam program latihan. Program latihandiperbolehkan untuk di implementasikan, analisis, pengukuran, dan modifikasi darirencana latihan berdasarkan kondisi fisik dan parameter penampilan, digunakankhusus dalam mengembangkan model latihan merupakan proses jangka panjang secarakontiniu dan berubah secara terus menerus, karena model latihan akan berkembangberkaitan dengan pengembangan atletnya. Pengembangan model merupakan prosesintensiv yang berkaitan dengan model sebelumnya, evaluasi atlet saat ini, dan kondisikeilmuan yang kuat walupun prosesnya memakan waktu, waktu akan digunakandengan baik disebabkan oleh model latihan yang lebih baik, lebih mungkin untukmencapai level penampilan yang lebih tinggi. Model tersebut harus di evaluasi dandimodifikasi secara kontinyu dalam melihat respon ilmu pengetahuan baru, levelperkembangan atlet, dan pengukuran kemajuan model latihan diawali dengan menganalisa secara detailliterature keilmuan berdasarkan cabang olahraga. Mengerti ilmu fisiologi contohbioenergetics, ilmu morfologi, biomotor, dan karakteristik fisik diasosiasikan dengancabang olahraga diletakkan pada fondasi untuk fase ke dua dalam pengembanganmodel latihan. Fase kedua dibutuhkan untuk mengembangkan target pengukuranprogram yang dapat digunakan untuk menganalisa keadaan kondisi latihan contoh, literature scientific dalam menempatkan indikasi kekuatan maksimaldan tenaga ledak berkaitan dengan peningkatan tingkat tinggi. Karenanya, tes fisikharus dikembangkan dan diimplementasikan untuk mengevaluasi kapasitas Force-generating kapasitas Force-generating, rasio dari pengembangan kekuatan, kekuatanmaksimal dan kekuatan explosive. Kemampuan teknik dan takktik atlet juag harusdievaluasi untuk melihat area kelemahan untuk dialamatkan pada model latihan. Tesharus berkembang untuk ber evaluasi area mana yang kurang dari atlet atau memiliki resiko cidera contoh keluasan gerak, otot yang tidak seimbang. Bagian lain yangdapat dievaluasi yang termasuk area watak psikologik contoh pusat suasana hati,status tidur contoh, kualitas tidur, dan kebiasaan nutrisi. Akhirnya, catatan atlet danhasil penampilan kompetisi harus dievaluasi untuk menemukan apa yang efektif padamodel latihan evaluasi pada atlet telah selesai, pelatih akan menerjemahkan semua datayang telah dikumpulkan. Model latihan dirangcang untuk memenuhi target yangdibutuhkan atlet untuk memenuhi kemungkinan penampilan tingkat tinggi. Pada faseini, model utama factor latihan sudah ejeg. Faktor-faktor ini meliputi loadingprogression, intensitas latihan, volume latihan, frekwensi latihan dan banyaknyapengulangan yang yang diperlukan untuk menstimulasi adaptasi fisiologi danpsikologik yang diperlukan. Sebagai tambahan, komponen-komponen model latihan,taktik, tehnik dan strategi telah mapan dan terintegerasi kedalam model latihan. Modellatihan bersifat sangat spesifik bagi tiap individu atau tim, karena hasil daripengukuran membantu pelatih untuk memantapkan parameter latihan. Setelah modellatihan dibangun, kemudian fase implementasi, si atlet harus terus dipantau, sehingga pelatih dapatmendeteksi pada saat apakah atlet kurang dapat beradaptasi. Rencana monitoringsecara komprehensif termasuk evaluasi periodic pada ciri fisik contoh, pengukuranfisik serupa dengan that coducted Selama fase evaluasi model pengembangan, datacatatan latihan, status psikologi, status nutrisi dan pengembangan kemampuan selama fase ini pelatihn mempertanyakan keefektifan dari model latihan, hal iniharus dapat dievaluasi kembali dan dimodifikasi untuk lebih yakin lagi bahwapenampilan yang diinginkan dapat utama dari keefektifan model latihan adalah dengan cara melihat hasilkompetisi/pertandingan atlet. Jika atlet mencapai kesuksesan dalam kompetisinya,artinya model latihan sudah valid. Setelah lewat periode kompetisi, khususnya selamamasa transisi, model tersebut dilanjutkan untuk membangun sebagai bahanmengevaluasi kembali kondisi atlet. Evaluasi ulang ini termasuk pemeriksaan kritisdan comprehensive dari latihan tahun sebelumnya untuk menemukan apakah tujuanlatihan, objektifitasnya, dan standar penampilan telah dipenuhi. Seluruh pengukuran terpimpin sepanjang tahun pelatihan dievaluasi untuk menemukan trend yang terjadibaik peningkatannya maupun penurunan penampilannya. Sebaik apa atlet dapatmenerima bentuk latihan dan stress pada kompetisi harus dievaluasi untukmenemukan apakah peningkatan pada bagian ini diperluakan. Setelah melihat hasilevaluasi ini, pelatih memutuskan untuk menggunakan model baru untukmerencanakan tahunan PembebananPeningkatan penampilan atlet mengalamim peningkatan selam 50 tahunterahir. Banyak alasan yang menyebabkan peningkatan dalam penampilan ini. Namunjelas kemampuan untuk mentoleransi muatan latihan yang tinggi berada di pusatfenomena ini. Dukungan pada hal ini terdapat pada peningkatan muatan latihan antaratahun 1975 dan 2000. Peningkatan penampilan berkaitan langsung dengan hasil daribanyaknya serta kwalitas kerja yang dicapai atlet selama latihan. Dari pemula hinggaatlet elit, muatan beban harus ditingkatkan secara bertahap dan dengan variasi priodikberdasarkan kapasitas fisik, kemampuan psikologi, dan toleransi beban kerja tiapmasing-masing beban latihan dapat dikatakan merupakan kombinasi antar intensitas,durasi, dan frekwensi latihan. Beban latihan disusun berdasarkan derazat kekhususanlatihan dan perkembangan status penampilan atlet. Terdapat hubungan yang rumitantara kebugaran atlet, muatan latihan, dan kemampuan atlet untuk mentoleransilatihan. Hasil aplikasi dari muatan latihan mengalir dalam respon fisiologi yangmengijinkan atlet untuk beradaptasi pada stimulus latihan, yang mana meningkatkanlevel kebugarannya dan membawa pada toleransi terbesar dalam berlatih danpeningkatan kapasitas penampilan, saat atlet beradaptasi dengan beban latihan, ituharus ditingkatkan untuk kelangsungan adaptasi fisik yang latihan dapat secara kasar diklasifikasikan sebagi stimulusstimulating, retaining, atau detraining. Beban stimulus stimulating adalah bebanlatihan yang lebih berat dari tipikal beban latihan atlet. Sebaliknya, beban detrainingmemilikin substansi yang lebih ringan dari biasanya. Hasil akhir beban detraining adalah hilangnya kebugaran dan kapasitas penampilan. Diantara dua kwalifikasimuatan pembelajaran tersebut disebut sebagai muatan training, dimana tipe bebankerja atlet; muatan retaining memperbolehkan atlet untuk memainkan kebugarannyasaat menjalani massa recovery. Saat atlet beradaptasi pada latihan beban stimulating,beban muatan tersebut menjadi beban muatan retaining dan berikutnya menjadimuatan beban detraining. Dengan demikian, klasifikasi perbedaan muatan merupakanfluid konsep konsep cair yang dapat berubah bersamaan dengan adaptasi atlet, jadipelatih harus memberiakan pelatihan ada tahap muatan beban latihan dalamperencanaan periodisasi latihan. Tahap beban latihan yang tetap akan ditingkatkan secara bertahap, hasilakhirnya dalam peningkatan kapasitas penampilan. Jika, bagaimanapun, beban latihansecara tiba-tiba dan dramatis terjadi peningkatan, maka akan membutuhkan waktulebih banyak untuk adaptasi fisiologis untuk terjadi dan terealisasinya peningkatanpenampilan. Kerangka waktu diperluakan untuk recovery dan adaptasi sejalan denganbagian penting peningkatan beban latihan yang tiba-tiba. Berangsur, manipulasisistematik dari beban latihan merupakan dasar dari priodesasi latihan dan ditemukanpada semua level tingkatan atlet. Semestinya tahapan beban latihan langsung denganpeningkatan penampilan atlet. Muatan paradigma olahraga dan kawasan geografidunia. Secara singkat pemeriksaan dari beberapa teori muatan akan dibahas Pembebasan Standar beban muatan melibatkan penggunaan beban muatan yang sama dankepadatan sepanjang fase persiapan latihan. Saat standar beban muatan digunakansecara berkala selam fase persiapan, peningkatan penampilan terjadi hanya selamabagian awal fase ini. Saat atlet berada pada masa transisi antara fase persiapan latihandan fase kompetisi, sisa stimulasi latihan sangat mirip dengan pengecualian penurunanbeban muatan latihan. Karena penampilan meningkat hanya sebagian penampilan awal fasepersiapan, muatan beban latihan harus ditingkatkan setiap bulannya. Teori latihankontemporer dinyatakan tipe pembebanan ini adalah suboptimal dalam hampir seluruh situasi dan strategi yang menggunakan langkah pembebasan, summated mikrocyclusatau menafsirkan tahapan yang mungkin memiliki hasil dalam meningkatkatkanpenampilan yang lebih baik dengan jangka waktu yang lebih panjang. Karenanya,untuk mengoptimalkan adaptasi penampilan dalam merespon beban latihan, bebantersebut harus meningkat dari tahun ke tahun untuk menciptakan stimulus yangdibutuhkan adaptasi fisik yang superior. Peningkatan ini akan terjadi apabilaperencanaan latihan itu bertahap sesuai dengan yang seharusnya dan termasukdidalamnya periode recovery yang memadai. Pembebanan LinierPembebanan linier pada latihan merupakan knsep yang digunakan untukviolate many of the tenets dari periodesasi; walau bagaimanapun, tipe dari paradigmapembebanan sangat populer. Berdasarkan proponets original dari prinsip ini,penampilan akan meningkat hanya apabila atlet berlatih dengan kapasitasmaksimalnya melawan beban kerja yang berangsur-angsur meningkat dan secaraprogresif lebih besar dari kondisi yang harus dihadapi. Secara konsep hal, hal inimenuntun pada kurva pembebanan yang menggambarkan peningkatan yang kontinyuseiring dengan berjalannya waktu. Meskipun literatur telah dengan jelasmenggambarkan bahwa beban latihan seharusnya meningkat seiring dengan sikluslatihan atau karir sang atlet, metode pembebanan ini mungkin hanya dapat bergunaselama priode waktu yang singkat, dan priode recovery dibutuhkan untukmemaksimalkan respon adaptasi. Jika pembebanan linier menerima tanggung jawabuntuk priode waktu yang lama, hasilnya adalah kelebihan latihan over training. Jikaterjadi over training maka atlet akan terjadi ketidak mampuan beradaptasi baik secarafisik maupun psikis, penurunan penampilan, dan kelelahan/ fatigue yang sangantinggi. Pembebanan linier dalam rasa yang paling murni itu bukanlah cara yangoptimal untuk berlatih, kecuali ketika di implementasikan pada priode waktu yangsingkat, karna tidak terdapatnya waktu yang cukup untuk melakukan recovery, danpotensi terjadinya bumout dan cidera akan meningkat. Langkah PembebananLangkah pembebanan model latihan memungkinkan terjadinya pembebananyang berlebih secara progresif thai is interperset dengan priode tanpa pembebanan danhal ini kadang kala merujuk pada model priodesasi tradisional atau fase tanpa pembebanan unloading atau fase retaining memungkinkanterjadinya regenerasi, adaptasi fisiologi yang terbesar dan priode perbaikan kondisipsikis. Degan langkah paradigma pembebanan, pembentukan gelombang terjadipeningkatan beban dalam latihan. Karena satu sisi latihan tidak cukup untukmemprovokasi dengan jelas, baik adaptasi secara fisik maupun psikis, makadisarankan untuk melakukan pengurangan pengulangan bentuk beban latihan yangsama lebih dari beberapa kali sesi latihan. Satu bentuk latihan yang umum dilakukanadalah merencanakan sesi latihan dengan karakteristik yang sama bagi seluruhmikrocycle dan ,kemudian menigkatkan beban latihan pada sub rangkaian mikrocyclenya. Tipe pembebanan ini menggunakan paradigma pembebanan, dimana bebanlatihan meningkat setelah tiga mikrocycle dan kemudian diturunkan selam empatmikrocycles untuk mendapatkan recovery dan menghindari masalah yang berkaitandenagan pembebanan berlebihan overloading.Banyak terdapat bukti yang mendukung penggunaan bentuk latihan empatminggu atau 2 sampai 6 minggu biasanya 4 minggu bentuk latihan. Beban akanmeningkat secara bertahap pada tiga mikrocycle awal jumlahnya sama denganakumulasi kelelahan fatigue yang terjadi, didikuti oleh fase tanpa pembebanan yangmemerlukan dilakukannya penurunan beban latihan dan rasa lelah sebagai gambarandalam 4 mikrocycle. Penurunan yang terjadi pada berkurangnya beban latihanmengurangi raa lelah, meningkatkan masa persiapan dan induces rangkaian adaptasifisiologi yang memepersiapkan atlet dalam menghadapi pembebanan pada serimikrocycle berikutnya. Semakin besar angka langkah pembebanan secara progresive,semakin lama juga priode tanpa pembebanan yang diperlukan. Sebagai contoh, Nadoridan Granek mendemonstrasikan bentuk paradigma dalam rangka mengevaluasikanbeban latihan, dimana 4 minggu digunakan untuk meningkatkan beban diikuti oleh 2minggu tanpa pembebanan untuk ikut melaksanakan perbaikan, menurunkankelelahan, dan meningkatkan masa persiapan. Dalam beberapa situasi sangat dimungkinkan apabila hanya menggunakan beberapa langkah peningkatan atlet muda mungkin menggunakan paradigma diagram dengan duamicrocycle dalam meningkatkan beban latihan didikuti satu microcycle untukrecovery. Beberapa penulis memperkirakan bahwa paradigma langkah pembebananmemiliki beberapa kelemahan yang potensial khususnya saat bentuk yang sama daripembebanan digunakan tiap hari dalam mikrocyclenya. Penulis ini menyarankanhanya 1 minggu saja stimulus diberikan selama masa 3-4 minggu seri dari mikrocycle,atau bentuk latihan training block, disaat block itu sendiri berada pada pembebananyang datar cotoh, 3-4 minggu latihan strength endurance dalam latihan daya tahan,dimana dapat berhasil dilakukan pada bentuk latihan yang monoton karena kurangnyavariasi didalam mikrocycle. Sebaliknya, hasil dari langkah pembebanan pada bentuklatihan yang dengan beban kerja yang intensif dengan tiap langkah yang progresif,dimana sebagai landasan bagi block latihan berikutnya. Tipe jenis ini cocok untukpemula atlet pemula atau yang dengan intensitas tinggi yang tidak seragam. Untukmemeperjelas beberapa kelemahan yang berkaitan dengan paradigma langkahpembebanan klasik, telah disarankan untuk menggunakan variasi mikrocycle yanglebih drastis untuk mendapatkan adaptasi stimulus yang paling baik. Dukungan secarakeilmuan termasuk didalamnya lebih banyak varias mikrocycle dan periodesasitermasuk latihan sub maksimal dapat ditemukan dalam kedua bentuk penelitianmanusia dan hewan. Literatur ini menyarankan periodesasi termasuk hasil latihanlatihan yang ringan dengan potensi respon adaptif yang terbaik dimana pada akhirnyaakan meningkatkan penampilan. Variasi latin dari paradigma langkah pembebenan adalah rangkungan darimikrocycle. Dalam paradigma ini tiap mikrocycle atau minggu latihan diaokasikankedalam atribut latihan contoh, streng,endurence, maksimal streng, speedstreng.Lewat dari tiga minggu pertama dari tiap blok latihan volume intensitas latihan akanmeningkat dengan penurunan peada muatan beban latihan yang terjadi selama 4minggu sebelum masa ini sisa latihan berikutnya. Model ini tampaknya diperbolehkanuntuk stimulus latihan pertama untuk dikenalkan kembali dalam bentuk lingkaranlegulerproponents para digma ini menyarankan bentuk pembebenan umum dalam strategi yang berkala memperbolehkan banyaknya jumlah perbedaan antara tiap-tiapmikrocycle saat terjadinya potensi overtraining atau masalah involution. Model initelah disarankan untuk memperlihatkan hasil dalam pertemuan epek latihan, dimanamungkin terjadi peningkatan adaptasi lebih dari jangka waktu yang lama lebih lanjut,sebagai mana paradigma langkah pembebenan yang telah didiskusikan sebelumnyamodel mikrocycle yang berkala dapat termasuk didalamnya pariasi harian dalammuatan pembebenan yang mungkin dapat memperbesar stimulus pelatihan danmemungkinkan terjadinya adaptasi yang akan datang. Modivikasi ini menjadiparadigma langkah muatan pembebenan asanya paling baik diimplementasikan padaintermediate dan ekspansi atlet. Intisari Muatan Pembebanan Consentrated LoadingKelebihan pembebanan jangka pendek biasanya di klasifikasikan sebagaiintisari muatan pembebanan konsentrasi loading atau overreaching atlet biasanyadapat pulih dari tipe pembebanan jenis ini dalam periode waktu yang singkat jikadigunakan beban recoveri yang tepat. Sebagai aturan umum yang terbaik, terbesar dandurasi vase kontratif loading semakin banyak waktu yang diperlukan untukmeningkatkan penampilan. Siff dan Verkhoshansky menyarankan bahwa peningkatanpenampilan mungkin terjadi sekitar 4 sampai 12 minggu penghentian vaseconcentrated keilmuan menggunakan concentrated loading periodesasi atauperencanaan over-reaching dapat dilihat dalam penelitian mengenai responneuroaendoctrine untuk overeaching penyelidikan telah menijau respon hormonal danendoktrin yang singkat 1 minggu dan lama ≥ 3 minggu periode concentratedloading diikuti oleh 2 sampai 5 minggu recoveri masa rehat. Pengukuran endoktrinyang digunakan adalah rasio testosteron/ cortisol TC ratio. Dimanamengindikasikan keseimbangan anabolic-catabolic. Walaupun TC rasio tidak untukmengukur evek kelebihan latihan overtraining, namun dapat juga mengindikasikankurangnya persiapan preparedness. Dengan demikian Tc rasio seringkali dikaitkandengan tingginya level penampilan. Peningkatan yang signifikan pada beban latihan untuk 3 minggu atau hasilyang lebih lama dalam penurunan basal atau T;C rasio sebelum latihan,mengindikasikan kandungan menuju pusat catabolic cocok untuk melakukanpenurunan penampilan dalam masa persiapan. Sebaliknya, jika setelah penyelesaiandari priode concentrated loading, beban latihan kembali pada level normal atau levelyang lebih rendah., T;C rasio dan penampilan muncul menjadi supercompensasisupercompensate. Fenomena ini juga telah diteliti bagaimana responya kepadapeningkatan subtansi dalam pembedaan beban latihan lewat dari satu catatan terpadu, durasi dari block cocentrated loading cocok dengan durasipengantian ulang yang diperlukan sebelum penampilan super compensasi Rangkaian Paradigma Pembebanan Conjugated Sequence LoadingParadigmParadigma mengartikan rangkaian juga mencatat pada rangkaian sistem yangberurutan couple successive system. Viru , siff dan Verkhoshansky, serta plisk danStone menyarankan bahwa metode rangkaian pembebanan diperbolehkan pada priodecocantrated loading atau overraching didikuti oleh priode pengganti ulangrestitution.Banyak terdapat metode untuk mengimplementasikan tipe paradigmapembebenan ini tetapi metode yang paling umum digunakan adalah menggunakan 4cblock microcycle dimana 1 penekanan yang utama dilakukan saat menstabilkan bebandialokasikan kepada arena penekanan yang lain. Plisk dan stone menyatakan bahwatujuan utama dari tipe pembebanan ini adalah untuk memberikan periode pada atletuntuk memenuhi dengan stimulasi latihan yang spesipik selama masa meningkatnyarasa lelah dan beberapa variable penampilan mengalami penurunan. Sebagai contoh,atlet mungkin menerima tanggung jawab bloc concentrated loading dimana kekuatanmenjadi penekanan utama, lalu selama plok tanpa pembebenan, atlet menurunkanpenekanannya terhadp kekuatan selagi secara perlahan meningkatkan kecepatankerjanya, speed work. Bentuk dari blok dari pembebenan ini akan menghasilaknepek super konpensasi dimana penampilan akan meningkat secara drastis. Setelahmenyelesaikan blok ini, atlet menerima tanggung jawab blok yang membebankan stimulus kekuatan yang progresif, yang memungkinkan atlet untuk meningkatkanpenampilannya. Beberapa liteatur mencatat beberapa manfaat paradigma tipe pembebananjenis ini. Propenens dari tipe paradigma pembebanan ini menyatakan stimulus yangpotensial dapat mengantarkan atlet kepada penampilan yang lebih baik biladibandingkan dibandingkan dengan paradogma pembebanan secara volume kerja dapat ditekan melebihi jangka waktu yang lama. Plieks danStone menyatakan bahwa kelelahan akan menjadi hal yang penting selama akumulasiatau pada pase concentrated loading blok, dan atlet juga harus memilki kapasitaslatihan untuk dapat mentoleransi beban latihan yang tinggi ini karenanya biasanyarekomendasi untuk ini dapat digunakan hanya untuk atlet tingkat konsep dasar harus melakukan pertimbangan dalam teori concogatedsequencoing, yaitu latihan dapat dibagi tahapannya dalam berbagai cara dimanapenampilan dapat ditingkatkan sejalan dengan waktu. Plisk dan stone, dalam artikelstrategi periodesasinya, menawarkan latihan sebelum musim pertandingan contohnyadalam concentrated loading blok latihan diinterpersed dengan periode penggantiandalam contoh ini, blok 3 minggu dari concentrated loading dinterpersed dengan blok 4minggu recoveri. Plisk dan stone menyatakan bahwa dengan memanipulasi kepadatanlatihan dan durasi secara signivikan, beban latihan yang berbeda dapat digunakantanpa merubah intensitas dasar serta parameter volumenya. Sebagai tambahan,penelitian ini menyatakan bahwa atlet maupun pelatih dapat menciptakan perbedaanbesar antara blok concentrated loading dengan bolok pergantingan dengan caramengurangi lebih jauh pendistribusian latihan selama blok penggantian. Pembebanan Datar Flat LoadingParadigma pembebanan datar digunakan hanya pada advance,berpengalaman, dan atlet pelatihan tingkat tinggi. Dalam model ini, mikroclye denganpembebanan yang sama berada pada blok yang sama diikuti dengan mikrocylerecovery masa istirahat . Dalam model pembebanan yang datar, tiga mikrocyle yangpertama menciptakan tuntutan fisiologis yang tinggi sebagai hasil dari tingginyavolume dan intensitas latihan. Setelah 3 mikrocyle pertama, atlet diberikan tanggung jawab 4 mikrocyle, atau periode tanpa pembebanan. Panjang dari periode tanpapembebanan ini tergantung dengan keseluruhan beban latihan. Catatan, setelahminggu 9-11, beban latihan yang paling tinggi dalam contoh, terdapat 2 mingguperiode tanpa pembebanan minggu 12-13 . Stone dan O’Bryant menyatakan atletdengan tingkat advance dapat mentoleransi tipe pembebanan ini hanya apabila merekatelah dilatih selama bertahun-tahun dan telah dapat meningktakan dasar kemampuanfisiknya yang memungkinkan mereka untuk berlatih dengan volume dan intensitaslatihan yang tinggi. Model pembebanan datar disarankan dilakukan hanya pada tahap pertengahanmasa persiapan saja preseason. Langkah model pembebanan dapat digunakanbersamaan dengan model pembebanan dapat digunakan bersamaan dengan modelpembebanan datar untuk meningkatkan beban latihan atlet secara progresif. Pola pembebanan dinamis dalam fase latihan persiapan dan kompetisitergantung dengan pentingnya serta frekwensi dari pertimbangan. Beban latihan dariketiga fase tersebut diturunkan untuk mengantisipasi kelelahan dan mulaimeningkatkan level penampilan atlet. Penelitian yang mutakhir menyatakan bahwaintensitas tinggi dengan volume latihan yang tendah mungkin diperlukan untukmenstabilkan penampilan selama fase latihan kompetisi. Bagaimanapun, perioritasmenuju kompetisi utama, beban latihan akan diturunkan untuk memberikan kepadaatlet untuk merecovery, dan jika waktu yang diberikan tepat, maka superkompensasiakan memaksimalkam Dari Pembebanan Latihan Sequence of The Training Load Satu aspect yang paling penting dari periodisasi latihan adala rangkaianpembebanan latihan. Jika rangkaian terjadi dengan semestinya, tiap blok latihan ataufase akan berpotensi untuk fase latihan berikutnya. Sebagai contoh, bukti penelitianmendukung ide dari fase penguatan; telah demonstrasikan untuk pengembangankekuatan strength dan power. Harris dan rekan-rekanmendemonstrasikan bahwakekuatan serta power yang optimal dapat terjadi peningkatan jika pengembangan kekuatan dasar telah dilakukan lebih dulu sebelum mengembangkan karakteristikkekuatan dan power. Siff dan Verkhoshansky menyatakan bahwa pengembangandurasi daya tahan medium bagi olahraga cylic dapat terjadi dengan optimal apabilarangkaian latihan diawali gayapersiapan fisik secara umum → kekuatan → kecepatan→ daya tahan. Setelah periode pembebanan ini selesai, atlet diberikan latihanpengembangan kecepatan, bersamaan dengan penurunan pengembangan kekuatanserta latihan aerobic. Akibat keseluruhan pengubahan penurunan tekanan latihan, yangmana memungkinkan untuk terjadinya pemulihan sebagai dasar penundaan adaptasilatihan sekaligus dengan pemusatan pembebanan. Akhirnya, atlet mulaimengembangkan daya tahan khusus pada blok latihan akhir, hal ini selaludisempurnakan hingga masa jalan yang tidak berkesudahan untuk mengintegrasikan paradigmapembebanan latihan, diskusikan pada bab ini sebagai contoh, stone dan rekan-rekan 9serta Plisik dan Stone menyediakan komposisi dari paradigma pembebanan yangberbeda yang bersama keduanya menuntun pada pengembangan memilih bagaimana menggabungkan model pembebanan latihan yangberbeda yang ditampilkan pada bab ini, pelatih harus menyadari status latihan atlet,sasaran perencanaan latihan, campu tangan yang terjadi pada masa recovery atlet,banyaknya jumlah waktu yang dapat diberikan si atlet untuk berlatih, dan responfisiologis terhadap perbedaan model pembebanan yang dijabarkan dalam literaturekeilmuan. Dengan menggunakan informasi ilmiah yang ada, pelatih dapatmemasangkan model pembebanan yang tepat sesuai kebutuhan atlet, dimana akanmeningkatkan adaptasi latihan dan menuntun pada peningkatan IIIPENUTUP Dalam menerapkan prinsip latihan ini seorang atlet harus memantapkanpengembangan secara menyeluruh sebelum menuju spesialisasi pada cabang olahraga,jika spesialisasi terjadi terlalu cepat dalam pengembangan seorang atlet, maka ia akanmencapai puncak prestasi hanya pada masa-masa yunior, dan akan burnoutpengalaman segera setelahnya. Cakupan dari latihan multilateral merupakan landasanyang sangat penting bagi atlet muda. Selama atlet mengalami kematangan, latihanspesialisasi menjadi lebih penting. Seluruh latihan akan didominasi dengan drill danteknik yang akan diutamakan pada mempercepat penyesuaian dan akhirnya padatingkat kinerja yang lebih kunci dalam peningkatan kinerja adalah perencanaan kemajuanpembebanan. Pada atlet muda, dengan pembebanan sederhana dan menggunakansedikit jenis akan lebih efektif. Sebaliknya, pada atlet yang lebih berpengalamandiperlukan jenis dan paradigma pembebanan yang lebih kompleks. Tanpamemperdulikan tingkat pengembangan atlet, regenerasi dan pemulihan recoverymerupakan inti dalam rangka menghilangkan tingkat kelelahan, memulihkancadangan energy, dan menyediakan waktu untuk terjadinya adaptasi fisiologi danpsikologi. DAFTAR PUSTAKABompa, Tudor O dan Haff, G. Gregory. Periodization Theory and Methodology of Training. Champaign Tudor O. Periodization Training for Sport Programs for Peak Strength in 35Sport. Champaign dkk. Teori Latihan Olahraga. Bandung 2014. Sukadiyanto dan Muluk, Dangsina. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung D. R., Tangkudung, J., & Hanif, A. S. 2018. EVALUASI PROGRAM PEMUSATAN LATIHAN DAERAH PELATDA BOLAVOLI PASIR PUTRI DKI JAKARTA. Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education, 21, J. Ilmu Faal Fisiologi. Jakarta J., Puspitorini, W. Anatomi. Jakarta 2014. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
aspek aspek yang terdapat dalam latihan olahraga adalah